Sebagai dampak kesurupan jin, pasca kesurupan itu orang tersebut berpotensi rentan terjangkit penyakit jin atau yang disebut penyakit non medis. Apabila penyakit jin yang dimaksud menyerang pada wilayah kesadaran secara permanen, berarti orang tersebut menjadi hilang ingatan atau gila. Apabila menyerang jasad berarti orang tersebut terkena penyakit jin. Penyakit jin yang menyerang jasad ini bentuk wujud aslinya berupa angin dimensi jin. Angin itu masuk ke badan manusia kemudian menempel di salah satu bagian organ tubuh. Apabila angina jin ini menyerang kaum ibu, kedudukan angin jin tersebut seringkali nempel di bagian payudara dan rahim.
Seperti
tanah liat ketika dibakar akhirnya menjadi batu bata, maka seperti itu
pula ketika makhluk jin yang asal kejadiannya api itu tinggal di dalam
jasad manusia yang asal kejadiannya tanah, maka lama kelamaan anggota
tubuh yang ditempeli itu terbakar sehingga mengeluarkan reaksi. Awalnya
mengeluarkan lendir, kemudian lendir itu menjadi darah lalu menjadi
segumpal daging. Ketika dampak angin jin itu sudah berbentuk daging,
apabila dideteksi secara medis, maka gejala sakit tersebut
di-indikasikan sebagai tumor atau kanker, bahkan tumor atau kanker ganas
dalam arti ketika daging penyakit itu diangkat menyebabnya seketika
menjalar ke tempat lain. Maka orang yang terkena tumor atau kanker yang
penyebabnya benda jin ini meski berkali-kali tumornya diangkat secara
medis, sakitnya tidak juga kunjung sembuh, bahkan semakin membahayakan
karena sumber tumor tersebut malah berkembang biak.
Gejala
awal yang tampak, orang yang terkena penyakit jin ini sekujur tubuhnya
terasa sakit, bahkan terkadang sumber sakitnya berpindah-pindah tempat.
Seperti ada angin yang berjalan di dalam tubuh. Tanda-tanda kalau sakit
tersebut akibat benda jin, ketika orang yang sakit itu diperiksakan
secara medis, dokter yang memeriksa tidak menemukan penyebabnya. Dokter
yang satu mengatakan sakit ini dan dokter yang lain mengatakan sakit
yang lain pula. Ketika penyakit tersebut diobatkan ke dukun, maka dukun
itu seringkali menvonis sebagai terkena sihir atau santet, padahal orang
sakit seperti itu tidak selalu akibat disantet orang. Bahayanya lagi
apabila yang dituduh berbuat santet itu kerapkali disebutkan oleh dukun
tersebut secara jelas. Akibatnya, usaha pengobatan melalui dukun itu
kerapkali tidak menjadikan orang sakit menjadi sembuh, bahkan malah
menyebabkan timbul fitnah berkepanjangan dan berbuntut menjadi
permusuhan yang tiada henti.
Secara
ilmu agama, penyakit yang penyebabnya angin jin itu memang ada dan
terkadang hasil ulah manusia dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada
dimensi jin. Manusia bekerja sama dengan jin yang lazim dikatakan
santet atau sihir. Dari dahulu sihir itu memang ada dan bahkan
Rasulullah s.a.w. pernah terkena sihir yang dilakukuan oleh orang
Yahudi. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh sebuah hadits.
Diriwayatkan
dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw pernah disihir oleh orang
Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin al-A’sham sehingga
Rasulullah saw merasakan seolah-olah berbuat sesuatu yang bukan
perbuatannya. Pada suatu hari atau suatu malam Rasulullah saw berdoa dan
terus berdoa, kemudian beliau bersabda: Wahai Aisyah, apakah engkau
merasa bahwa Allah telah memberiku pertunjuk mengenai apa yang aku
mohonkan kepada-Nya ? Dua Malaikat telah datang kepadaku. Salah satunya
duduk di samping kepalaku dan yang satu lagi duduk dekat kakiku.
Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada Malaikat yang
berada dekat kakiku atau sebaliknya:
مَا
وَجَعُ الرَّجُلِ قَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ مَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ
الْأَعْصَمِ قَالَ فِي أَيِّ شَيْءٍ قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ
طَلْعَةِ ذَكَرٍ قَالَ فَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذِي أَرْوَانَ ,
قَالَتْ : فَأَتَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي أُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ ثُمَّ قَالَ : يَا عَائِشَةُ وَاللَّهِ
لَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ وَلَكَأَنَّ نَخْلَهَا رُءُوسُ
الشَّيَاطِينِ
Yang
artinya: Apa sakit orang ini ? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Seorang
lagi bertanya: Siapakah yang menyihirnya ? Yang satu lagi menjawab:
Labid bin al-A’sham Salah seorang bertanya: Di manakah sihir itu
ditempatkan ? Yang satu lagi menjawab: Pada sisir dan rambut yang jatuh
pada sisir serta simpul yang dibuat dari akar kurma jantan. Salah
satunya bertanya : Di manakah benda itu diletakkan ? Yang satu lagi
menjawab: Di dalam telaga Zu Arwan. Aisyah ra meneruskan : Lalu
Rasulullah saw pergi ke telaga tersebut bersama-sama para Sahabat.
Kemudian baginda bersabda: Wahai Aisyah demi Allah, seakan-akan air
telaga itu berwarna kuning kemerah-merahan dan akar-akar kurma yang ada
di situ bagaikan kepala-kepala syaitan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya
Rasulullah, mengapakah engkau tidak membakar saja benda itu ? Rasulullah
saw menjawab: Tidak. Mengenai diriku, Allah telah berjanji akan
menyembuhkanku dan aku tidak suka membuatkan orang banyak menjadi resah,
oleh karenanya aku menyuruh menanamnya.
- Riwayat Bukhari di dalam Kitab Pengobatan hadits nomor 5324
- Riwayat Muslim di dalam Kitab Salam hadits nomor 4059.
- Riwayat Ibnu Majah di dalam Kitab Pengobatan hadist nomor 3535.
Penyakit
non medis itu memang terkadang akibat disihir orang, namun juga
terkadang akibat orang kesurupan jin. Apabila orang menemukan gejala
sakit sebagaimana disebutkan di atas, maka sebaiknya tidak hanya berobat
secara medis saja, namun juga secara non medis. Dalam arti memeriksakan
sakit tersebut kepada ahlinya. Banyak hal yang bisa menyebabkan orang
terkena penyakit non medis. Tidak hanya dari dimensi jin saja, namun
juga terkadang dari akibat pola pikir yang tidak sehat. Yang asalnya
pola pikir tidak sehat, ketika terjadi ketidakseimbangan antara
emosionalitas, rasionalitas dan spiritualitas sehingga pikiran orang
tersebutmenjadi bleng. Pikiran yang bleng tersebut bisa dimanfaatkan jin
untuk memasukkan penyakit dalam tubuhnya.
Untuk
mendiagnosa penyakit tersebut, dibutuhkan orang yang matahatinya
cemerlang. Sorot matanya mampu menembus beberapa lapisan dimensi yang
ada sehingga dia mampu menemukan penyebab penyakit tersebut. Orang yang
demikian itu bukan seorang dukun yang memang sengaja membuka praktek
untuk mencari uang, melinkan orang-orang yang ahli ibadah dan hatinya
ihlas. Mereka menolong manusia semata-mata mengamalkan ilmu yang
dimiliki sebagai bentuk wujud pengabdian hakiki kepada Tuhannya secara
horizontal. Sebagai buah ibadah yang dilakukan, hati mereka menjadi
bersih dari kepentingan dunyawiyah sehingga sorot matanya menjadi
cemerlang dan tembus pandang.
Setelah
diagnosa dilakukan dengan benar, biasanya cara penyembuhannya malah
menjadi ringan, bahkan lebih mudah daripada diagnosanya. Hal tersebut
bukan berarti ahli ibadah itu dapat menyembuhkan orang sakit, tetapi
melalui tangannya, Allah Yang Maha Menyembuhkan memberikan kesembuhan
kepada orang yang harus ditolongnya. Banyak hal yang bisa kita bicarakan
tentang penyakit non medis ini, namun karena luasnya ilmu tersebut,
maka tidak mungkin dapat diuraikan secara mendetail dalam bahasa tulisan
yang terbatas, kecuali ditindaklanjuti dengan cara berdialog secara
interaktif kasus per kasus. Oleh karena itu, apabila pembaca ingin
memperdalam pembicaraan silahkan memanfaatkan ‘rubrik konsultasi’ (
http://alfithrahgp.blogspot.com/p/blog-page_9.html#/ ) untuk bertukar
fikiran dengan penulis. Semoga Allah Ta’ala membukakan pintu hidayah-Nya
untuk kita dan memberikan hikmah guna memahami romantika kehidupan ini.
Oleh Muhammad Luthfi Ghozali.
1 komentar:
Ass....bagaimana pengobatan yang cocok bagi orang yang terkena gagguan jin. rukyah yang bagaimanakah yang benar dan bersyariat.
Posting Komentar
silahkan tinggalkan komentar, pesan, kritik atau saran untuk kami